Share

PENGELOLAAN CABAI MERAH

IVarietas dan benih cabai

1. Varietas cabai yang berdaya hasil tinggi yang sesuai dengan lokasi diantaranya Varietas Tanjung moderat resisten terhadap penyakit virus kuning sedangkan Varietas Hibrida cocok untuk dataran tinggi.

2. Benih yang digunakan adalah yang bersertifikat atau yang pada kemasannya tertera jaminan mutu.


II. Persemaian

1. Media tanam

Media tanam yang terdiri dari campuran (1:1) pupuk kandang matang yang halus dan tanah subsoil (dihaluskan) yang diambil dari kedalaman tanah sekitar 2 meter. Sebelum biji disebar tanah semaian harus disiram air sampai rata dan tidak terlalu basah.

2. Perlakuan benih

Biji direndam air panas sampai air mnjadi dingin atau Previcur N (1ml/ltr) selama 1 jam, lalu diriskan untuk menghindari penyaakit benih.

3. Perlakuan persemaian

Persemaian diberi atap plastik tembus cahaya atau dibuat naungan atap asbes ( permanen) dengan tiang penyangga cukup tinggiagar matahri tetap masuk.

Untuk menghindari terjadinya infeksi virus di persemaian maka ditutup dengan kasa kedap serangga.


III. Jenis dan Dosis Pupuk

Pupuk dasar organik berupa pupuk kompos 20 ton/ha

Pupuk anorganik berupa Urea 220 – 300 kg/ha atau ZA 300 – 450 kg/ha, SP-36 300 – 400 kg/ha dan KCl 250 – 300 kg/ha

Campuran pupuk tunggal diatas bisa diganti dengan pupuk majemuk NPK 1 ton/ha.


IV. Persiapan lahan

1. Pengolahan tanah

Tanah dicangkul sedalam 30-35 Cm dan dibalik 2-3 kali. Setiap tanah dibalik biarkan beberapa saat kena sinar matahari untuk membunuh mikroba fatogen tanah.

2. Pembersihan lahan

  Sisa-sisa tanaman sebelumnya di kumpulkan dan dimusnahkan, rerumputan jangan dibiarkan menumpuk karena akan menjadi sarang ulat tanah lebih baik dibakar. 

3. Pasang pupuk dasar

Pupuk dasar (organik 1x dosis dan anorganik ⅓ dosis) sebarkan pada garitan tempat semaian ditanam. Sepanjang bedengan dibuat 2 garitan sedalam 1 cangkul dikiri dan kanan dengan jarak dari pinggir bedengan 20 Cm dan antara garitan 60 Cm.


V. OPT Penting

1. Penyakit Virus

- Untuk virus kuning gemini, dilakukan induksi resistensi tanaman dengan Vir-001 (ekstrak Mirabilis jalapa 25%) pada semaian 5 hari sebelum tanam.

- Untuk virus mosaik CMV, induksi resistensi tanaman dengan CARNA 5 10% dilakukan pada semaian cabai 14 hari sebelum tanam. Gejala tanaman sampai umur cabai30-35 hari dimusnahkan dan segera disulam dengan tanaman baru yang sehat.

Cara pengendalian virus pada tanaman cabai secara umum yang selama ini diketahui praktis, murah dan ramah lingkungan dengan menggunakan induksi ketahanan sistemik pada tanaman.

  Secara umum dikenal sebagai bioaktivator bersifat tidak langsung dapat mengatasi serangan patogen dan tidak bersifat fungisida/pestisida, cara kerja bahan ini merangsang tanaman untuk membentuk ketahanan sistemik.Macam Virus yang biasa menyerang yaitu :

a. Virus Kuning gemini, gejala pertama kali muncul pada daun muda atau pucuk berupa bercak kuning sekitar tulang daun, berkembang menjadi urat daun menjaringf berwarna kuning, cekung dan mengkerut dengan warna kuning. Gejala tersebut berlanjut hingga warna daun seluruhnyua berwarna kuning.

Cara pengendalian dengan vektor bemisia tabaci yaitu dengan menyemprot menggunakan ekstrak nabati bunga bayam duri,bunga pagoda, eceng gondok dan rumput laut.

b. Virus mosaik ketimun, gejalanya adalah pertumbuhan tanaman menjadi kecil, terjadi penguningan tulang daun, tulang daun akan menonjol dan berkelok-kelok dengan pinggiran daun bergelombang, daun tidak tumbuh sempurna. Pengendalian dengan meningkatkan ketahanan tanaman dengan cara menginokulasikan ekstrak nabati pada semaian cabai yang telah mempunyai 3-4 daun.

2. Hama penghisap daun

3. Ulat pemakan daun

4. Penyakit antraknos

5. Hama lalat buah


VI. Penanaman

1. Tanaman pinggiran, enam baris rapat (30 cm x 15cm bila ditanam 1 butir/ lubang atau 30 cm x 20cm bila ditanam      2 butir/lubang).

2. Penanaman tanaman sela.

Beberapa jenis tanaman sela dibuktikan membantu mengendalikan OPT dan menambah harga jual, seperti tomat atau kubis. Penanaman tomat dilakukan 2 minggu setelah tanam cabai, diantara tanaman cabai dipinggiran bedengan.


VII. Pemeliharaan

1. Seleksi tanaman sakit, rusak atau mati

2. Penyulaman

3. Penyiangan

 

VIII. Pengamatan OPT dan Pengendalian OPT Penting

  Pengamatan OPT merupakan suatu komponen penting dalam pengelolaan tanaman terpadu (PTT), karena hasil pengamatan merupakan dasar tindakan pengendalian selanjutnya. Pelaksanaannya tidak perlu dilakukan setiap tanman yang ada cukup pada satuan luas contoh saja yang dapat mewakili tanaman yang diamati. Bagian tanaman yang diamatisesuai dengan penyerangan masing-masing OPT.IX. Pengambilan Keputusan Pengendalian OPT

1. Ambang pengendalian

Pengamatan OPT perlu dilakukan sepanjang hidup tanaman, mengingat jenis OPT yang dominan pada fase pertumbuhan tanaman sering berbeda. Dalam kebijakan penggunaan pestisida kimia sintetik dilakukan sejak fase muda sampai fase tua. Dalam kebijakan penggunaan pestisida kimia sintetik dilakukan apabila populasi OPT atau tingkat kerusakan tanaman sudah sampai pada level yang harus dikendalikan.

2. Tindakan pengendalian OPT

a. Tanaman yang terserang penyakit layu cendawan atau bakteri dicabut, dimasukan kedalam kantong plastik kemudian dimusnahkan.

b. Tanaman muda umur 30 hari yang terserang virus dibawah 10% atau populasi kutu kebul sedikit maka tanaman yang sakit tersebut bisa dicabut/dimusnahkandan diganti dengan tanaman baru yang sehat

  c. Jika populasi populasi kutu daun mencapai lebih dari ambang kendali (7ekor/10 bunga), maka dapat disemprot insektisida seperti Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC dan  10 EC.d. Jika populasi nimfa trips mencapai ambang kendali 100 nimfa/10 bunga pertanman cabai disemprot pestisida antara lain Mesurol 50WP, Curacron 500 EC dan Agrimec 18 EC yang diaplikasikan secara bergantian.

e. Jika buah cabai sudah terserang antraknos 1 buah pertanaman maka perlu dilakukan pengendalian dengan fungisida sistemik seperti Ridomil MZ 8/64 WP, Topsin M 70 WP. Bila berikutnya bercak masih aktif masih ada semprot dengan fungisida kontak seperti Antracol 70 WP, Dithane M45 80 WP. Bergantian antara fungisida sistemik dan fungisida kontak mengikuti pola S-K-K-K-S-K-K-K. Dalam satu musim tanam penggunaan fungisida sistemik tidak lebih dari 3- 4 kali.

Articles

Related Articles