Share

Apa yang dimaksud dengan hibrida?

Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi

yang berbeda secaragenetik.

Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat maka hibrida

turunannya akanmemiliki vigor dan daya hasil yang lebih

tinggi daripada kedua tetua tersebut.

Keunggulan dari padi hibrida adalah:

- hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul biasa,

dan

- vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap

gulma.

Tali atau kayu seringkali digunakan

Kekurangan dari padi hibrida adalah:

untuk meningkatkan penyebaran

- harga benihnya mahal,

serbuk sari di lahan produksi benih

- petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena

benih hasil panen

hibrida.

sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman

berikutnya.

Untuk memproduksi hibrida, perlu ada:

1. sistem produksi dan distribusi benih nasional,

2. program jaminan mutu nasional, dan

3. kemampuan nasional untuk mengawasi produksi galur

dan benih.

Catatan: Meskipun pada awalnya terdapat banyak

kekhawatiran, kini tersedia hibrida dengan kualitas gabah

yang baik dan ketahanan yang lebih baik terhadap hama

dan penyakit.

Bagaimana benih hibrida dikembangkan?

Untuk memproduksi benih hibrida, perlu ada:

1. Galur mandul jantan (GMJ atau Galur A atau CMS line)

– varietas padi tanpa serbuksari yang hidup dan

berfungsi yang dianggap sebagai tetua betina dan menerima

serbuksari dari tetua jantan untuk

menghasilkan benih hibrida.

2. Galur Pelestari (Galur B atau Maintainer Line) – varietas

atau galur yang berfungsi untuk memperbanyak

atau melestarikan keberadaan GMJ.

3. Tetua jantan (Restorer) – varietas padi dengan fungsi

reproduksi normal yang dianggap sebagai jantan

untuk menyediakan serbuksari bagi tetua betina di lahan

produksi benih yang sama.

4. Benih padi hibrida dapat dihasilkan (diproduksi) dengan

cara menyilangkan antara GMJ dengan Restorer

yang terpilih secara alami di lapang.

Pertimbangan utama dalam pengelolaan benih hibrida

mencakup:

1. Sinkronisasi saat berbunga. Kedua tetua harus berbunga

pada saat yang sama. Oleh karena itu, tanggaltanggal

penanaman dari kedua tetua seringkali harus

bervariasi.

2. Penyerbukan tambahan. Untuk membantu penyebaran

serbuksari, tali atau kayu seringkali digunakan untuk

meningkatkan penyebaran serbuksari dari galur tetua jantan

ke tetua betina.

3. Aplikasi Giberellic Acid (GA). GA meningkatkan

munculnya malai betina dari pelepah daun yang

meningkatkan kemampuan tetua betina untuk menerima

serbuksari dari tetua jantan.

Hipa 3, Hipa 4, PP1, Adirasa, Mapan 4, Manis-5, Bernas

Super, dan Bernas Prima.

Sumber BPTP Lembang, Jawa Barat “PADI HIBRIDA”

4. Rouging (seleksi). Tujuannya untuk memperoleh hasil

benih yang murni. Rouging dilakukan sejak fase

vegetatif sampai menjelang panen. Periode paling kritis

adalah antara sejak mulai keluar bunga sampai

dengan fase tetua jantan tidak menghasilkan serbuksari

lagi.

Beberapa padi hibrida yang sudah dilepas sampai saat

ini lebih dari 20, diantaranya: Intani I, Intani II, Rokan,

Maro, Miki 1, Miki 2, Miki 3, Long Ping Pusaka I, Long

Ping Pusaka 2, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Batang Samo,

Articles

Related Articles