Share
  • Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Menjaga Ketahanan Pangan Keluarga


Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.

   Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.

   Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.

   Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.

   Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan lainnya.

   Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.

   Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup (Irwan, 2008; Ginting, 2010).


 PERENCANAAN PEMANFAATAN PEKARANGAN

Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan:


   1. Persiapan Media Tanam

Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah.


Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik. 

Untuk lahan sempit penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan.


   2. Menentukan Jenis Tanaman


Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya.Jenis sayuran yang akan ditanam harus ditentukan sejak awal agar hasil panenyang diperoleh akan memuaskan.


 3. Tata Letak Tanaman


Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga (Andhika, 2009) .


    4. Pemeliharaan


Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.


Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos.


Pemberian air dengan cara penyiraman secara kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam (Andhika, 2009). Tetapi umumnya tanaman sayur disiram 1-2 kali per hari untuk tanaman sayur dalam pot.


Pemupukan bertujuan untuk memberikan suplai unsur hara tambahan pada tanaman. Sebaiknya bahan pupuk yang digunakan bersifat organik, misalnya pupuk organik cair , kompos dan pupuk kandang (Supriati, dkk., 2008).


Pengendalian hama penyakit lebih mudah dilakukan dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayur ini. Untuk tanaman di pot kemungkinan penularan penyakit melalui akar jarang terjadi karena akar diabatasi oleh pot. Pada lahan pekarangan yang sempit kita bisa mengendalikan hama dan penyakit secara manual sehingga penggunaan bahan kimia dapat dibatasi. Hal ini akan membuat sayuran yang dihasilkan dari pekarangan lebih sehat untuk dikonsumsi, karena merupakan sayuran organik (Prapanca, 2005).


 5. Pemanenan


  • Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 – 40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun berbeda denga bayam cabut dan kangkung darat dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya. Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada dipanen umur 2 – 3 bulan. Kacang-kacangan dipanen dengan melihat kondisi polong kacangnya. Cabe dan tomat dapat dipanen umur 45 – 50 hari setelah tanam. Labu siam dipanen antara 3 – 5 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak sekali panen jika pemeliharaannya baik dapat terus dipanen dalam waktu yang lama

1.     Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin dimaksudkan dengan mengeluarkan biaya sedikit di dalam melaksanakan penanaman di dalam pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih banyak.

2.     Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha tanaman pekarangan itu tidak hanya sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan saja,namun sebaiknya dilakukan terus menerus karena pada hakekatnya usaha yang berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau kemudahan bagi keluarga sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya.

Hampir semua jenis tanaman dapat ditanam dalam pot dan bedengan, diantaranya bayam,kangkung,sawi, tomat, cabai, terong.

 Jenis pot yang digunakan dapat berupa pot plastik, ember, kaleng, polibag dll. Apabila belum ada lubang, maka lakukan pelubangan pada dasar pot dalam jumlah yang cukup banyak guna mengatur kelebihan air penyiraman.

 Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar yang telah disaring. Perbandingan media tanam adalah 1 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau kompos dan 1 bagian sekam bakar. Media pembibitan sama seperti di atas tapi lebih halus. Pembibitan umumnya dilakukan untuk benih – benih berukuran kecil dan mahal seperti sawi, selada, tomat, cabai dll.

 

Benih ditebar merata pada permukaan media tanam kemudian tutup merata dengan pupuk kandang secara tipis. Lakukan penyiraman dengan hati – hati , 2-3 hari sekali pada saat benih baru ditanam , pada saat bibit tumbuh agak besar, lakukan penyiraman sekali sehari.

Letakkan wadah pembibitan pada tempat yang terlindung dari deraan hujan secara langsung namun terkena sinar matahari langsung. Setelah bibit memiliki daun sempurna 2 lembar, lakukan pemindahan bibit pada wadah pembibitan tunggal seperti polibag atau bekas aqua gelas hingga siap tanam.

Penanaman dilakukan setelah bibit memiliki 3-5 helai daun. Pilih bibit yang sehat, tidak cacat dan seragam. Penanaman dilakukan dengan hati-hati sehingga perakaran tidak terganggu, Lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.

Penyiraman dilakukan 1 – 2 kali sehari, apalagi saat berbunga atau berbuah, karena terlambat penyiraman maka bunga atau buah akan rontok.

Pemupukan bisa dilakukan hanya menggunakan ppuk kandang atau kompos atau dengan pupk kimia seperti urea, NPK.

Tanaman sayuran menginginkan penyinaran matahari penuh, apabila tidak terpenuhi tanaman akan tumbuh memanjang dan kurus.

Sebagian sayuran daun dan bumbu dapat dilakukan secara berulang , dengan memotong batang atau pucuk dan sebagian lagi dipanen hanya sekali dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya.

Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:

  1. Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
  2. Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek)
  3. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
  4. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.
Articles

Related Articles