Share

PENDAHULUAN

Hama dan penyakit merupakan

permaslahan utama dalam agribisnis. Petani

selama ini tergantung pada penggunaan

pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan

penyakit tumbuhan. Dampak negatif dari

penggunaan pestisida kimia antara lain adalah :

1. Hama menjadi kebal (resisten).

2. Peledakan hama baru

3. Penumpukan residu bahan kimia di

dalam hasil panen

4. Terbunuhnya musuh alami

5. Pencemaran lingkungan oleh residu

bahan kimia

6. Kecelakaan bagi pengguna

Gbr 1.

Pestisida nabati yang sedang diolah

Pestisida nabati merupakan pestisida

yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.

Upaya pengembangan pestisida nabati,

beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Mudah didapat, bahan baku cukup

tersedia, berkualitas, kuantitas dan

kontinyuitasnta terjamin.

b. Mudah dibuat ekstrak, sederhana dan

dalam waktu yang tidak lama.

c. Selektif.

d. Bahan yang digunakan bisa dalam bentuk

segar / kering.

e. Sedapat mungkin pelarutnya air (bukan

senyawa sintetis).

f. Budidayanya mudah, tahan terhadap

suhu optimal.

g. Tidak menjadi gulma atau inang hama

penyakit.

h. Bersifat multiguna.

Kelebihan Pestisida Nabati, adalah :

1. Mudah dibuat dengan kemampuan yang

terbatas.

2. Mudah terurai.

3. Tidak meninggalkan residu.

4. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang

telah kebal pada pestisida kimia.

5. Tidak meracuni dan merusak tanaman.

6. Ramah lingkungan.

Kelemahannya :

1. Daya kerjanya relatif lambat, sehingga

aplikasinya lebih sering.

2. Daya racunnya rendah (tidak langsung

mematikan serangga).

3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam

jumlah besar karena keterbatasan bahan

baku.

4. Tidak tahan disimpan.

BEBERAPA RAMUAN PESTISIDA NABATI

a. Untuk mengendalikan hama dan penyakit

secara umum.

Bahan :

 Daun Mimba : 8 kg

 Lengkuas : 6 kg

 Serai : 6 kg

 Deterjen/sabun colek : 20 gr

 Air : 80 Liter

Cara Membuatnya :

Daun mimba, lengkuas dan serai ditumbuk

halus dicampur dengan detergen/sabun

colek, lalu tambahkan 20 liter air diaduk

sampai merata. Direndam selama 24 jam

kemudian saring dengan kain halus. Larutan

akhir encerkan 60 liter air, larutan tersebut

disemprotkan pada tanaman untuk luas 1

hektar.

Gbr 2. Daun Mimba

b. Untuk mengendalikan hama belalang dan

ulat.

Bahan :

 50 lembar daun sisrsak

 Satu genggam daun tembakau

 20 gr detergen/sabun colek

 20 liter air

Cara Membuat :

Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus.

Tambahkan detergen/sabun colek aduk

dengan 20 liter air, endapkan selama 24 jam

kemudian disaring dengan kain halus dan

diencerkan dengan 50-60 lier air, aplikasi

dengan cara disemprotkan.

c. Untuk mengendalikan hama Trips pada

cabai

Bahan :

 50 – 100 lembar daun sirsak

 15 gr Deterjen / sabun colek

 5 liter Air

Cara Membuat :

Daun sirsak ditumbuk halus lalu dicampur

dengan 5 liter air. Direndam selama 24 jam,

saring dengan kain halus. Setiap lier larutan

dapat diencerkan dengan 10 – 15 liter air.

Aplikasi dengan menyemprotkan larutan

tersebut pada seluruh bagian tanaman yang

ada hamanya.

d. Untuk mengendalikan Apids, Lundi

penggerek batang dan wereng batang

coklat.

Bahan :

 0,5 kg Daun tembakau

 30 gr deterjen / sabun colek

 5 liter air

Cara Membuat :

0,5 kg daun tembakau direbus dengan 5 liter

air selama 0,5 jam, tambahkan 30 gr sabun,

lalu disaring, selanjutnya disemprotkan kepada

tanaman, 1 bagian larutan ditambah 4 bagian

air.

e. Mengendalikan Kutu Putih pada daun dan

batang

Bahan :

 50 gr bawang putih

 1 liter air

Cara Membuat :

Bawang putih ditumbuk dan peras airnya

serta dicampurkan dengan air. Jika kutu

melekat erat pada tanaman, dapat

digunakan campuran sediki minyak kelapa.

Semprotkan cairan tersebut pada tanaman

yang terserang hama.

Articles

Related Articles