Share

 

 

A.  Latar Belakang

Benih Merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menetukan hasil produksi padi sawah , dan teknologi yang paling mudah untuk diadopsi oleh petani. Tetapi ketersedian dtingkat petani masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehingga dirasa diperlukan penagkaran benih di tiap kelopok tani minimal untuk mencukupi kebutuhan kelompok bahkan untuk dijual ke petani lain.

 

B.  Materi

            Sumbangan terbesar dalam peningkatan produksi padi, diperoleh dari pemanfaatan keunggulan genetik dari Varietas Unggul Baru (VUB) Padi.  Dengan menggunakan varietas unggul baru tanaman padi, akan diperoleh peningkatan produksi, baik dalam jumlahnya maupun mutu serta daya saing produk yang dihasilkannya. Diantara VUB padi yang dianjurkan adalah Sarinah, Mekongga, Cimelati, Ciherang, Setail (pulut), dan Aek Sibundong yang merupakan varietas unggul dari daerah. ( padi daerah ).

C. Cara Penangkaran


   Kegiatan pra panen khususnya untuk penangkaran benih, adalah :

·       Penggunaan benih sumber : diambil dari kelas benih yang lebih tinggi dari benih yang akan diproduksi.

·       Pilih areal sawah yang sesuai :  subur, irigasi terjamin, bebas dari kekeringan dan banjir, serta  mudah dijangkau (tersedia fasilitas transportasi)

·       Dilaksanakan oleh kelompok tani yang sudah menguasai teknik    produksi padi

  • Diawali pembuatan pesemaian : bebas dari kemungkinan tercampur dari   varietas lain yang ada di  sekitarnya
  • Sawah diolah sempurna, umumnya dibajak 2 kali dan digaru serta diperlukan waktu jeda agar singgang padi tumbuh     dapat dimusnahkan. Tanah diratakan sampai tekstur betul-betul berlumpur.
  • Pengelolaan kebenaran varietas dilakukan agar tidak terjadi percampuran, isolasi jarak dengan pertanaman padi   disekitarnya dengan jarak ± 3 meter atau isolasi waktu (selisih waktu mekarnya malai selama 3 minggu) agar varietas yang ditanam hanya menyerbuk sendiri
  • Menggunakan pendekatan  Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Padi Sawah, dengan komponen : penggunaan varietas padi unggul baru yang diminati   petani setempat, menggunakan benih bermutu dan menanam bibit umur muda (15 hari setelah      hambur), menanam 1-3 batang per   rumpun tanaman, menggunakan cara tanam jajar legowo, pemupukan N dengan menggunakan BWD dan pemupukan P dan K berdasarkan analisis tanah, penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama penyakit secara terpadu.


II. Kegiatan Panen dan Pasca Panen

a. Menetukan Waktu Panen

Waktu panen yang tepat ditandai  dari kondisi pertanaman 90-95 % bulir sudah memasuki fase masak fisiologis (kuning jerami) dan bulir padi pada pangkal malai sudah mengeras. Untuk pertanaman padi tanam pindah, vigor optimal dicapai pada umur 30-42 hari setelah bunga merata bagi pertanaman padi musim hujan (MH), dan 28-36 hari setelah berbunga merata bagi pertanaman musim kemarau (MK).

B. Pemanenan

Proses panen harus memenuhi  standar baku sertifikasi : dimulai dengan mengeluarkan rumpun yang  tidak seharusnya dipanen, menggunakan sabit bergerigi untuk mengurangi kehilangan hasil, perontokan biji segera dilakukan setelah panen  dengan dibanting atau dengan tresher, hindari pemumpukan     terutama jika sampai terjadi fermentasi / panas tinggi karena akan     mematikan lembaga, lakukan pembersihan pendahuluan, dan ukur kadar air gabah, beri label dengan identitas sekurang-kurangnya asal blok, nama varietas, berat, kelas calon benih, dan tanggal panen

c. Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

·       Pengeringan dengan sinar matahari

Dengan cara ini dianjurkan menggunakan lantai jemur yang terbuat dari semen, dilapisi terpal agar tidak terlalu panas dan gabah tidak tercecer, serta dibolak-balik setiap 3 jam sekali. Calon benih dikeringkan sampai mencapai kadar air maksimal 13 %, dan sebaiknya 10-12 % agar tahan disimpan lama.

·       Pengeringan buatan dengan dryer

Dryer dibersihkan setiap kali ganti varietas, hembuskan udara sekitar 3 jam tanpa pemanasan, kemudian diberikan hembusan udara panas suhu rendah dimulai dari 320C, selanjutnya ditingkatkan seiring dengan menurunnya kadar air gabah calon benih, sampai suhu mencapai panas 420C pada kadar air 14 %. Atur laju penurunan kadar air 0,5 % per jam. Suhu disesuaikan setiap 3 jam, bahan dibolak-balik agar panas merata, dan lanjutkan pengeringan sampai diperoleh kadar air minimal 13 % namun sebaiknya 10-12 %. 


d. Pembersihan

Pembersihan dilakukan untuk memisahkan dan mengeluarkan    kotoran dan biji hampa sehingga diperoleh ukuran dan berat biji yang seragam. Kegiatan ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

  • Dilakukan secara manual jika jumlah bahan sedikit
  • Apabila bahan dalam jumlah yang besar dilakukan dengan menggunakan mesin pembersih seperti : blower, separator, dan gravity table separator
  • Peralatan yang digunakan sebaiknya yang berfungsi baik
  • Bersihkan alat tersebut setiap kali akan digunakan
  • Gunakan kemasan/karung baru dan pasang label atau keterangan diluar dan dalam kemasan
  • Petugas pengawas benih tanaman pangan setempat diminta untuk mengambil contoh guna pengujian laboratorium

e. Pengemasan / Penyimpanan Benih

  • Benih yang layak disimpan adalah benih dengan daya tumbuh awal sekitar 90 % dan KA 10-12 %
  • Gunakan gudang yang memenuhi syarat
  • Bebas dari hama gudang seperti tikus, hama bubuk, dan lainnya
  • Gunakan kantong yang kedap udara
  • Kemasan ditata teratur, tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding gudang


Articles

Related Articles