Share

DARTA NURHAEDI

 

BPP Ketahanan Pangan

Dan Pertanian Ciniru

Bulan Mei  2023


1.     Cultivar / Varietas.

          Lebat, gypsy, early bush, green coat, purple coat, dan masih banyak varietas lainya.

2.     Penyiapan benih.

Benih yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai daya tumbuh minimal 80 – 85 %, bentuk utuh, bernas warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya , bebas dari hama dan penyakit, seragam tidak tercampur dengan varietas lainya, bersih dari kotoran.

3.      Persiapan lahan.

Pengolahan lahan dengan mencangkul / bajak tanah sedalam 20 – 30 cm.

Buat bedengan / guludan dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi sekitar 30cm, jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm.

Pemupukan dasar  campur  15 – 20 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran

Pupuk makro Urea 62 kg +TSP 250 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi untuk tanaman buncis pada tanah mineral dengan tingkat kandungan  P dan K sedang )

.Pemupukan dasar ini tidak di anjurkan jika tingkat kesuburan tanah tinggi.

    4.  Penanaman.                

Jarak tanam yang di gunakan  adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Setelah menentukan jarak tanam , kemudian membuat lubang degan cara di tugal atau gejik ( jawa ). Dengan  kedalaman sekitar 4 – 6 cm , untuk tanah gembur, 2 -4 cm untuk jenis tanah liat.( hal ini disebabkan pada tanah liat yang kandungan air cukup banyak, sehingga di khawatirkan benih akan membusuk sebelum berkecambah ).

Masukan biji benih dalam lubang  2 -3 butir benih, lalu tutp pakai tanah ,atau kompos.

Ajir atau lanjaran perlu di berikan 20 hari setelah tanam, agar pertumbuhan dapat lebih baik, dengan panjang 2 – 2,20 m, di pasang berhadapan dan di ikat jadi satu pada ujungnya.

5.      Pemeliharaan.

Penyulaman di lakukan di bawah 10 hari setelah tanam, dengan menyulam benih yang tidak tumbuh.

Pemangkasan di lakukan sebatas pembetukan sulur setelah tanam berumur 2 dan 5 minggu.

Pemupukan.

Dilakukan pada umur 14 – 21 hari setelah tanam , pakai campuran pupuk makro:

2 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.

4 minggu setelah tanam  Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.

Atau pakai pupuk majemuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan cara tebar di sekitar tanaman 10 -15 cm dari tanaman , lalu di airi. Atau dengan cara di kocor pakai air dengan campuran pupuk tersebut diatas.

Pengairan.

Biasanya di lakukan pada musim kemarau 1 – 2 kali seminggu , lihat kondisi tanah.

Penyiangan perlu di lakukan bila ada gulma.


6.      Hama dan penyakit.

a.       Kumbang daun.

Gejalanya daun kelihatan berlubang – lubang, bahkan kadang – kadang tinggal kerangka atau tulang – tulang daunya saja, tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil – kecil.

Pengendalianya : lakukan penyemprotan dengan insektisida, dengan konsentrasi 1,5 – 3 cc / liter air.

b . Penggerek polong.

Gejalanya polong yang masih muda nengalami kerusakan bijinya banyak Yang keropos.Semprot dengan insektisida.

 C .Lalat kacang.

Gejalanya daun berlubang – lubang dengan arah tertentu ,dari tepi menuju Tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang Membengkok / pecah kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, Dan akhirnya mati , atau bisa jadi pertumbuhanya terganggu / kerdil. Pengendalianya musnahkan tanaman yang terserang  lakukan penyemprotan dengan insektisida tanaman yang belum terserang.

d. Kutu dau                       

Gejala lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda, bila serangan hebat pertumbuhanya kerdil dan batang memutar, daunya menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.

Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida

e.       Ulat jengkal semu.

Gejalanya di bawah daun terdapat telur yang bergerombol, setelah menetas ulatnya akan memakan daun – daun yang muda maupun yang tua.

Dau n menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali.

Pengendalianya bersihkan gulma – gulma tempat persembunyian hama tersebut dan lakukan penyemprotan dengan insektisida

f.        Ulat penggulung daun.

Gejalanya daun kelihatan menggulung dan terdapat ulat yang di lindungi oleh benang sutera dan kotoran , polongnya sering ikut di rekatkan sama –sama daunya, daunya berlubang – lubang bekas gigitan ulat ini. Pengendalian buang daun yang terserang dan lakukan penyemprotan dengan insektisida

g.       Penyakit antraknosa.

Polong buncis muda terdapat bercak – bercak kecil ,bagian tepi warna coklat karat dengan warna kemerah – merahan. Bentuknya tidak beraturan yang satu dengan yang lain.

h.       Penyakit embun tepung.

Gejalanya daun , batang , dan buah berwarna putih keabuan.

i. Penyakit layu.

j. Penyakit Bercak daun      

k.PenyakitHawarDaun

l. Penyakit Busuk Lunak

m. Penyakit Karat               

n. Penyakit Damping Of

o.  Penyakit Ujung Kriting

          

7.      Panen dan pasca panen.

Pemanenan di lakukan pada saat tanaman berusia 60 hari dan polong memperlihatkan ciri- ciri warna polong agak muda dan suram , permukaan kulitnya agak kasar , biji dan polong belum menonjol dan polong akan mengeluarkan bunyi letupan bila di patahkan.

Pemanenan di lakukan secara bertahap yaitu setiap 2 -3 hari sekali dan di hentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau 7 kali panen.


Articles

Related Articles